Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada momen libur Lebaran 2023 menurun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Singgih Raharjo mengungkap angka penurunannya sekitar 10-20 persen.
“Kita lihat dari sisi jumlah kalau dibanding dengan tahun lalu itu tidak 100% artinya ada sedikit penurunan. Penurunan itu sekitar 10 sampai 20%, jadi tidak begitu banyak, tidak begitu signifikan,” ujar Singgih saat dihubungi wartawan, Rabu (3/5/2023).
Singgih lalu menyebut ada nilai positif dari turunnya jumlah wisatawan ke DIY pada libur Lebaran tahun ini. Ia memerinci beberapa di antaranya yang berdampak pada quality tourism di DIY.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi kepadatan arus lalu lintas, menurut Singgih, jalan-jalan di DIY maupun jalan menuju destinasi menjadi sangat terkendali bahkan relatif lancar.
“Dampak positif terhadap para wisatawan, kenyamanan mereka di destinasi juga lebih nyaman dibanding kalau kemudian lebih banyak lagi. Kenyamanan dan keamanan itu yang utama bagi kita,” papar Singgih.
“Ini juga menyangkut bagaimana quality tourism. Kalau kemudian kelamaan pada di jalan, kemacetan yang berjam-jam tentu mereka juga nggak nyaman untuk bisa menikmati destinasi wisata itu,” lanjutnya.
Isu soal jumlah wisatawan libur Lebaran di Jogja menurun ini sempat menarik perhatian Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Gibran merespons cuitan netizen di postingan soal kunjungan wisatawan di Jogja lesu saat libur Lebaran.
Kembali ke Singgih, saat disinggung soal penurunan terjadi lantaran wisatawan memilih untuk ke Solo daripada Jogja, Singgih membantah hal tersebut. Menurutnya wisatawan yang berkunjung ke Solo sebelumnya juga berkunjung ke Jogja, begitupun sebaliknya.
“Saya kira yang ke Solo itu juga dari Jogja, kan aksesibilitas juga sangat mudah ya antara Jogja-Solo,” jelas Singgih.
“Jadi yang Solo ke Jogja, yang Jogja ke Solo. Jadi saya kira kok saling mengisi. Bukan berarti penurunan 10% kemudian lari ke Solo saya kira juga tidak,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Singgih menegaskan pihaknya merasa tidak pernah ada kompetisi atau persaingan wisata antara Jogja dan Solo. Menurutnya, antara Jogja dan Solo saling melengkapi.
“Kita pun di badan promosi pariwisata punya kerja sama dengan Solo dan Semarang, di mana Joglosemar ini kita jadikan satu kawasan destinasi yang saling memberikan supporting terhadap itu. Jadi kalau dibilang lesu sebenarnya penurunan itu juga tidak begitu signifikan ya,” imbuhnya.
