Mengenal Desa Wisata Undisan Bali yang Berbasis Komunitas Adat
Penulis
KOMPAS.com – Bila berkunjung ke Kabupaten Bangli di Bali, wisatawan bisa mengenal lebih jauh soal kebiasaan dan tradisi masyarakat setempat dengan mampir ke Desa Wisata Undisan.
Desa wisata yang terletak di Kecamatan Tembuku ini masuk 50 besar desa wisata terbaik Indonesia dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022 atau ADWI 2022, ajang yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Ini adalah best of the best di mana pariwisata berbasis masyarakat, komunitas adat yang sangat dijunjung tinggi. Juga mengedepankan prinsip-prinsip digitalisasi yang berkelanjutan dan diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi daerah wisata yang lain,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, lewat keterangan resmi yang Kompas.com terima, Sabtu (13/8/2022).
Baca juga:

Sebagian besar warga Desa Wisata Undisan bekerja sebagai petani, peternak, dan perajin kerajinan bunga emas serta perak. Hal itulah yang dikemas oleh desa wisata ini, sehingga menjadi daya tarik untuk wisatawan.
Dilansir dari laman jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Wisata Undisan menawarkan beragam aktivitas wisata, di antaranya trekking menyusuri persawahan, bersepeda, dan membuat minyak kelapa secara tradisional.
Baca juga: 13 Kosakata Bahasa Bali Punya Arti Beda dari Daerah Lain, Jangan Salah
Tidak hanya itu, wisatawan juga bisa belajar yoga dan meditasi, membuat bunga berlapis emas dari kuningan, membuat sate lilit, dan membajak sawah.
Desa Wisata Undisan juga masih melakukan sejumlah kegiatan budaya, antara lain pelestarian pura, subak, pengadaan upacara ngaben, dan pelestarian tarian sakral.
Baca juga: Itinerary 3 Hari 2 Malam di Bali, Mampir Kintamani dan Ubud
Tersedia pula homestay dengan tarif mulai dari Rp 250.000. Beberapa akomodasi yang ada di desa ini adalah De Klumpu Bali Eco Tradi, De Umah Bali, D’Karang Homestay, D’Karang Eco Lodge, dan D’Sari Undisan Houses.
Fasilitas yang ada di Desa Wisata Undisan adalah area parkir, kios suvenir, spot foto Instagramable, kamar mandi umum, WiFi, dan tempat makan.
“Di tengah-tengah pandemi, di saat pariwisata mengalami kesulitan, ternyata desa-desa wisata jadi pilihan utama karena konsep yang dijual adalah keseharian masyarakat desa di alam yang sangat terbuka,” tutur Sandiaga.
Baca juga: Taksu Bali, Bali Metaksu
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.